Wednesday, November 23, 2016

Reward and punishment buat Guru, penting.

Bila kita bicara soal pendidikan, maka tak bisa dilepaskan betapa penting dan strategisnya posisi guru di dalamnya.  Umpama sebuah kendaraan bermotor, posisi guru mirip dengan karburator. Meski tak disembunyikan, posisi karburator pada setiap kendaraan bukanlah ditempatkan pada bagian luar yang gampang atau langsung dilihat. Karburator punya kapasitas kerja sendiri yang berbeda dengan komponen lainnya. Untuk menghasilkan energi gerak yang diharapkan  pada kendaraan, karburator mesti mendapat suplai bahan bakar dan pengapian yang cukup.  Bila tidak, dapat dipastikan mesin kendaraan tersebut tak akan menjalankan kendaraan dengan baik.  Saking strategisnya posisi karburator, maka dia harus dirawat  dan dipelihara dengan baik.

Demikian juga guru, perlu dipelihara dan dirawat agar dunia pendidikan kita bisa berproses dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Guru harus diperlakukan adil.

Disamping soal bobot kerja dan gaji yang memadai, masih banyak faktor yang harus dipenuhi untuk bisa memelihara dan merawat guru dengan baik. Salah satunya memperlakukan mereka dengan adil.
Banyak catatan yang tercecer tentang ketidakadilan terhadap guru. Dibeberapa kecamatan di Kabupaten Karawang ini tidak sedikit guru berprestasi, disiplin dan kesetiaan pada profesinya yang melekat. Tapi tidak menjadi perhatian para pemangku kebijakan. Bahkan dinilai sebagai hal yang biasa-biasa yang memang seharusnya seperti itu. Sikap para pemangku kebijakan seperti itu tentu benar, bila perlakuan terhadap guru yang melanggar disiplin kerja, dikenakan sangsi yang nyata. Ada beberapa potret guru yang terus menerus melanggar disiplin kerja, dengan meninggalkan tugas berhari-hari, dan itu rutin dilakukan setiap bulan, tapi dia tetap menerima gaji, tetap mendapat tunjangan-tunjangan, bahkan kenaikan pangkat sebagaimana yang diterima oleh guru-guru yang disiplin. Bukankah ini sebuah ketidakadilan terhadap guru ?

Reward and punishment.


Para pemangku kebijakan harus berbuat adil pada guru. Lakukan penilaian yang objektif disertai dengan penghargaan nyata (reward) pada setiap guru berprestasi, disiplin serta setia melaksanakan tugasnya dengan baik. Penghargaan tidak selalu harus berwujud materi, tapi sebuah penghargaan yang bisa menjadi motivasi bagi setiap guru untuk selalau melaksanakan tugasnya dengan baik. Dan bagi mereka, guru yang melanggar disiplin, tidak melaksanakan tugas , dan  terutama guru-guru yang sudah berlangganan tidak masuk sekolah mesti diberikan hukuman yang nyata (punishment), berupa penangguhan pembayaran gaji, pembatalan pemberian tunjangan, atau penangguhan kenaikan pangkat, atau sangat mungkin penurunan pangkat atau pemecatan. Bukankah guru juga diatur dalan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil ?

Pondokbales. akhir Nopember 2016

Tuesday, November 15, 2016

AHOK bikin ruwet bangsa ini.

Ketika saya menulis tulisan ini, Mabes Polri sedang melangsungkan gelar perkara kasus penistaan agama yang dituduhkan kepada Basuki Cahaya Purnama alias AHOK. 
AHOK yang publik pigur itu ngomong "sembarangan" di depan masyarakat Pulau Seribu beberapa waktu lalu,tentang ayat Al-Quran, yang dinilai ummat Islam sebagai pelecehan terhadap Al-Quran. MUI lembaga reprensentasi ummat Islam bereaksi keras, dengan mengeluarkan fatwa bahwa ucapan AHOK termasuk katagori melecehkan Al-Quran dan melecehkan ulama. 
Mestinya penegak hukum segera bertindak. AHOK segera proses hukum. Putusannya terserah pengadilan. Yang terjadi, malah membuat ummat Islam berang. Terkesan ditutup-tutupi, kalaupun berjalan, dinilai lambat. Ummat Islam marah. Jumat 4 Nopember 2016 Kota Jakarta dibanjiri lautan putih pengunjuk rasa dari berbagai elemen ummat Islam di Indonesia. Jumlahnya menurut beberapa informasi melebihi 300 ribu orang. Mereka menuntut penegak hukum segera menindak AHOK. Di depan hukum, siapaun berkedudukan sama, termasuk AHOK.   Sederhana sekali tuntutan mereka.
Saking dahsyatnya reaksi publik sampai-sampai POLRI menyelenggarakan gelar perkara secara terbuka meski terbatas. 

Sayangnya, kasus ini ditanggapi berlebihan, termasuk disikapi oleh Presiden kita Joko Widodo. Beliau kelihatan panik. Dia sambangi tokoh-tokoh politik. Dia sambangi lembaga-lembaga Islam, ormas-ormas Islam. Dia undang para kiyai se Jawa Barat dan Banten ke Istana. Dia sambangi pula kekuatan-kekuatan militer. Seolah-olah negeri ini mau terjadi perang saudara. Dia gembar-gemborkan pentingnya menjaga persatuan nasional, seolah bangsa ini mau pecah.
Atau mungkin analisa saya yang salah. Salah satu alasan timbulnya keraguan di hati saya, munculnya ancaman yang disampaikan Perdana Menteri China Li Keqiang yang mengatakan "Jika memang Pemerintah gagal melindungi warga keturunan kami disana dan terulang lagi sejarah kelam itu. Maaf jika kami pemerintah Tiongkok pun akan mencoba menaikkan banding kami ke Badan Persatuan Bangsa-Bangsa untuk mengirimkan pasukan pengamanan kami ke Indonesia,Demi memindahkan keturunan kami disana," tukasnya.

Ruwet jadinya, hanya disebabkan seorang warga keturunan yang namanya AHOK.




Friday, November 4, 2016

LSM GAZA Jawa Barat akan ganti tanaman yang rusak waktu demo 4 Nopember.

Rombongan LSM Gaza Jawa Barat sudah tiba di Masjid Istiqlal untuk mengikuti demonstrasi menuntut penuntasan kasus dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnam (Ahok) siang nanti. Satu mobil pikap tanaman sudah disiapkan untuk mengganti tanaman yang kemungkinan akan rusak.

"Kami sudah tiba di Istiqlal, hanya saja mobil pikap yang membawa tanaman belum. Kalau sudah tiba akan diberikan kepada Dinas Pertamanan Pemprov DKI," ujar Ketua LSM Gaza Dody Permana kepada detikcom, Jumat (4/11/2016).

Pada awalnya mereka akan membawa satu truk tanaman untuk langsung diberikan kepada Dinas Pertamanan Pemprov DKI Jakarta. Namun karena keterbatasan anggaran untuk menyewa truk. Akhirnya hanya satu mobil pikap tanaman yang dibawa.

"Sopir truk minta sewa Rp 2,5 juta. Kami tidak punya anggaran, terbatas. Karena ini hasil patungan juga. Jadi simbolis saja dulu hari ini, satu mobil pikap," terang Dody.
Ada atau tidaknya tanaman yang dirusak saat aksi demo nanti, pihaknya tetap akan memberikan tanaman tersebut kepada Pemprov DKI Jakarta. Jika tidak diterima, maka tanaman akan dihibahkan ke Masjid Istiqlal.

"Kalau mereka tidak mau, kami berikan kepada pengelola Masjid Istiqlal," ujarnya.
LSM Gaza membawa sekitar 1.200 massa yang terdiri dari anggota dari beberapa daerah di Jabar. Di antaranya dari Tasikmalaya, Bandung, Cirebon, Karawang

Sumber :   FB Rr Yulia Kusumawardani

Thursday, November 3, 2016

Logika NUSRON tentang sikap ummat Islam.


Tulisan ini saya temukan dari sebuah coment FB akun Zesan. Saya tertarik dengan logika yang dipergunakan Nusron tentang sikap ummat Islam yang dinilai Nusron cepat marah.
Saya tampilkan kembali tulisan tersebut dengan tujuan untuk menjadi pembelajaran bagi banyak orang untuk menggunakan logika dengan sehat.
=====================

Suatu hari Nusron Purnomo mengadakan seminar di salah satu kampus. Nusron mulai berceramah. Ia berbicara tentang fenomena umat Islam yang menurutnya pemarah. Ada yang memprotes adzan, marah. Ada yang membakar Al Quran, marah. Ada yang melecehkan Al Quran, marah.

Padahal menurutnya, yang dibakar itu hanya kertas. Sedangkan Al Quran yang sebenarnya ada di Lauhul Mahfudz. Tak bisa dibakar, tak bisa dilecehkan.

“Saya benar-benar heran dengan umat Islam. Terlalu lebay. Hanya karena ada yang menginjak mushaf Al Quran, mereka marah lalu ribuan orang menggelar demonstrasi di mana-mana. Padahal yang dibakar itu cuma kertas. Hanya media tempat menulis Al Quran. Al Quran aslinya ada di Lauhul Mahfuzh. Saya pikir mereka harus dicerdaskan soal ini.” kata Nusron.

Ruang kuliah itu hening beberapa saat. Sebagian mahasiswa agaknya setuju dengan pemikiran Nusron Purnomo. Hingga kemudian, seorang mahasiswa mengacungkan tangan dan maju ke depan.

“Memang Al Quran itu, hakikatnya ada di Lauhul Mahfuzh,” katanya sambil berjalan mendekati Nusron.

“Boleh saya melihat makalah Bapak?” Wajah mahasiswa lainnya menegang. Mereka khawatir akan ada insiden yang tidak terduga antara mahasiswa tersebut dengan Nusron.

“Makalah ini bagus Pak,” Wajah-wajah yang tadinya sempat tegang kini normal kembali. Nusron yang asalnya manyun, menjadi tersenyum kecut. Namun itu hanya sesaat, karena setelah itu, mahasiwa tersebut melempar makalah ke lantai kemudian menginjaknya.

Tak cukup menginjak. Ia ludahi makalah itu kemudian ia injak-injak lagi. Praktis makalah tersebut menjadi kotor dan rusak.

Nusron Purnomo melotot. Mukanya merah padam. Bibirnya menjeletot. Kedua telapak tangannya menggenggam erat.

“Kurang ajar! Kamu menghina karya ilmiah saya. Kamu menghina pemikiran saya." kata Nusron sembari melayangkan tangannya ke arah mahasiswa. Namun, dengan cekatan mahasiswa itu menangkisnya.

“Marah ya Pak? Saya hanya menginjak kertas. Saya hanya meludahi kertas. Saya hanya melecehkan kertas. Saya tidak melecehkan pemikiran Bapak karena pemikiran Bapak ada di kepala Bapak. Saya kan tidak menginjak kepala Bapak. Saya pikir Bapak harus dicerdaskan soal ini.” kata mahasiswa.

Mendengar itu, Nusron Purnomo tak bisa berkata apa-apa lagi. Ia seperti mendapatkan serangan balik yang mematikan. Segera, buku-bukunya dikemasi dan ia meninggalkan ruang kuliah itu dengan muka merah padam.

Saudaraku...
Umat Muslim ini seperti Lebah..
Dimanapun hinggap, tidak akan merusak atau mematahkan ranting..
Diamnya lebah, memproduksi madu dan kebaikan...
Tapi jangan ganggu mereka...
Karena kalo diganggu, mereka pasti akan mempertahankan Kehormatannya...

Keprihatinan Nasional 4 Nopember 2016.

Terbayang di depan mata. Keprihatinan Nasional yang sudah dan mungkin akan terjadi.  
Jumat 4 Nopember 2016 Jakarta akan dikepung ratusan ribu orang, bukan hanya dari DKI, kabarnya sih bakal datang dari pelosok negri ini. Mereka datang untuk satu tuntutan, "Basuki Cahaya Purnama alias AHOK segera diproses hukum, karena dia telah menyebut Al-Maidah 51 sebagai alat untuk membohongi para calon pemilih di pilkada DKI yang beragama Islam agar tidak memilihnya, dan ini adalah penistaan terhadap Agama Islam. ".
Kata-kata itu diucapkan AHOK di ruang terbuka (publik) ketika dia berkunjung di Pulau Seribu  beberapa waktu lalu, yang berakibat marahnya ummat Islam dan menjadi gunjingan nasional, dimanapun masyarakat Islam di republik ini berada. Caci- maki, hujatan, cemoohan terhadap AHOK muncul silih berganti di media sosial. Bila hujatan-hujatan itu diucapkan di dunia nyata, mungkin akan menggelegar bagaikan guntur yang siap meluluh lantakan Jakarta. Bila diibaratkan air bah, siap meneggelamkan Jakarta. Demikian hebatnya ekspresi kemarahan ummat Islam. 
Banyak pihak yang spontan melaporkan tindakan AHOK ke penegak hukum dengan tuduhan AHOK telah menistakan Agama Islam. Meski pihak penegak hukum sudah menerima laporan-laporan tersebut dan menurut pejabat-pejabat Polri kasus tersebut sudah mulai diproses, ummat Islam masih ragu, apa benar akan diproses sesuai hukum, mengingat AHOK bukan orang biasa. Dia Gubernur DKI yang lagi trending. Dia dikenal sangat dekat dengan Presiden Joko Widodo. Dia penguasa yang (kabarnya) punya banyak dukungan dari typan-typan China.
AHOK minta maaf kepada ummat Islam. Berbagai pihak kalangan ummat Islampun memaafkannya. Tapi pertanyaanya, apa benar AHOK ikhlas dan keluar dari lubuk hati yang sebenarnya ? Ummat Islam tak begitu gampang dibodohi. Barangkali itulah alasan yang paling rasional mengapa 4 Nopember 2016  gerakan keprihatinan nasional tuntut AHOK akan tetap digelar dengan melibatkan berbagai elemen ummat Islam, puluhan ormas Islam, tokoh-tokoh Islam, tokoh politik, tokoh masyarakat dengan perkiraan 500 ribu orang.

Akar persoalan.
Awalnya, ummat Islam tidak terlalu peduli Gubernur DKI itu siapa, yang penting bisa mengatasi persoalan-persoalan kronis di ibu kota terutama banjir, kemacetan dan urbanisasi. AHOK sudah melakukan upaya ke arah itu. Banyak warga yang mengapresiasinya. Tapi, satu hal yang membuat orang menjadi jijik, yaitu cara dia berinteraksi dan berkomunikasi. Mulutnya kasar dan kotor, sering mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan. Hal yang sesungguhnya tidak terlalu prinsip inilah yang membuat akumulasi ketidak sukaan orang pada AHOK, terlebih ummat Islam, karena dalam Islam ada ajaran akhlaq yang menuntun ummatnya untuk bertutur kata yang baik, menghormati orang lain dan seterusnya.
Mungkin karena "kepedean" AHOK "keceplos" ngomong di Pulau Seribu. Entah sadar atau tidak, apa yang diucapkan AHOK itu sangat melukai hati ummat Islam. Atau barangkali itulah aslinya yang ada di hatinya. 

Apa yang seharusnya dilakukan Ummat Islam ?
Sebagai seorang muslim, saya mendukung demo yang akan dilakukan Jumat 4 Nopember, dengan syarat tidak melakukan hal-hal yang dilarang agama, hal-hal yang dilarang oleh peraturan dan perundang-undangan.
Islam mengajarkan pada ummatnya untuk membuat keselamatan untuk bersama. Bukan hanya untuk ummat Islam, tapi juga bagi seluruh ummat manusia.
Dalam sejarah Islam juga ada kekerasan (perang), tapi Rosulullah melakukannya dengan etika perang yang santun. Tentara Islam hanya membunuh orang yang akan membunuhnya (membahayakan nyawa). Bila tidak membahayakan, cukup jadi tawanan yang harus dilindungi. Itu didalam situasi perang. 
Besok, 4 Nopember bukan perang, hanya demo. Menyampaikan tuntutan. Memberi peringatan. Baik-baiklah saudara-saudaraku. 
Kibarkan panji-panji Islam. 
Perlihatkan kebesaran Islam. 
Islam Rohmatan lil alamin.
Wallahu a'lam .