Thursday, May 25, 2017

Bumi, Datar Seperti Cakram atau Bulat Seperti Bola

Awalnya terkejut, ketika saya ditanya seseorang pengutak-ngatik internet tentang bentuk bumi tempat kita tinggal. Pertanyaannya kurang lebih seperti ini ; "Menurut bapa bentuk bumi ini datar atau bulat ? Saya sontak menjawab tanpa ada beban, karena si penanya juga seorang terpelajar (guru). Saya jawab : bulat. Tanpa diduga si penanya langsung mengejar dengan pertanyaan susulan ; "apa bisa dibuktikan ?" Saya belaga pinter dengan mengemukakan teori pembuktian dengan mengatakan bahwa bentuk bumi yang sesungguhnya bisa dilihat melalui pemotretan satelit. Ketika si penanya menyusul dengan pertanyaan berikut, saya mulai sadar bahwa pertanyaan-pertanyaan itu serius. "Apa bapa bisa melihat satelit-satelit itu ?" susulnya dengan sangat serius. Saya terdiam. Bukan berarti saya tak mampu menjawab, tapi ini pertanyaan yang harus saya teliti dulu latar belakanggnya.

Ternyata si penanya yang setiap hari mengutak-atik internet itu telah sangat terpengaruh dengan propaganda tentang bumi datar yang dikenal dengan istilah konspirasi bumi datar (flat earth), gagasan yang sejatinya telah demikian lama ditinggalkan peradaban manusia seiring melimpahnya bukti-bukti ilmiah gagasan oposannya (yakni Bumi bulat) dalam rentangan masa. Terlebih di masakini, tatkala penerbangan antariksa sudah menjadi rutinitas khususnya bagi sejumlah bangsa dan ilmu pengetahuan telah melangkah demikian jauh keluar dari bumi kita dan lingkungannya mengeksplorasi semesta yang seakan tak bertepi. Kini kita tak lagi memahami bumi sebagai raksasa di jagat raya yang kecil, namun hanyalah setitik debu di sudut alam raya yang demikian luas.

Gagasan bumi datar sejatinya tak pernah benar-benar hilang meski telah tersisih sepenuhnya dari dunia ilmu pengetahuan semenjak berabad silam. Ia tetap hidup dan mendapat asupan nutrisi memadai dalam sejumlah komunitas kecil yang ultra konservatif dan cenderung antisains. Terutama pada sekte-sekte Kristiani tertentu yang tumbuh subur di daratan Amerika Serikat. Gagasan itu hidup dalam lingkungan yang dipenuhi nada konspirasi akan segala hal, termasuk perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam lingkungan tersebut, segala perkembangan maju ilmu pengetahuan yang diraih umat manusia pada zaman ini diklaim tak lebih dari pembohongan massif hasil konspirasi para cendekiawan sejagat.
Si penanya yang relatif masih sangat muda itu mengatakan kepada saya bahwa ada belasan vidio tentang bumi datar yang dengan mudah bisa diunduh dari youtube. Saat itu pula saya minta ditransfer vidio-vidio tersebut ke HP saya, dan berhasil. Di rumah vidio-vidio itu saya pelajari satu persatu, mengingat penyajian pembuat vidio itu sangat canggih, berbeda dengan penjelasan-penjelasan melalui gambar yang saya peroleh ketika saya masih kuliah dulu tahun 70 an. 
Di tahun 1893 Tarikh Umum (TU), seorang konservatif bernama Orlando Ferguson menggambar peta Bumi Datar. Peta inilah yang menjadi pijakan gagasan bumi datar pada saat ini. Bedanya, Orlando Ferguson mengklaim bumi datar berbentuk kotak dengan cekungan bulat di tengahnya. Sementara gagasan bumi datar masa kini secara diam-diam menghilangkan bentuk kotak itu.

Revolusi teknologi informasi dengan hadirnya internet di awal abad ke-21 membuat gagasan tersebut pun mulai tersebar keluar dalam aneka rupa cerita dan multimedia. Ia pun mulai disambut oleh kalangan di luar komunitas klasiknya, termasuk sejumlah pemeluk Islam. Bagi sejumlah kalangan Muslim, gagasan Bumi datar dirasa cocok dengan terjemah literal sejumlah ayat dalam al-Qur’an. Ia juga dianggap bersesuaian dengan pendapat sejumlah penafsir (mufassirin) Qur’an era klasik. Lebih lanjut lagi, gagasan Bumi datar dianggap bisa melengkapi gagasan aneh lainnya, yakni Matahari mengelilingi Bumi, sekaligus memperkukuh sikap ‘anti hegemoni Barat’ yang selama ini digaungkan.
Gagasan Bumi datar zaman ini mendeskripsikan bahwa Bumi adalah datar.seperti papan raksasa. Titik pusat papan adalah kutub utara, sementara kutub selatan berupa tembok es yang membatasi bidang Bumi. Tembok es ini diklaim dijaga sangat ketat oleh sejumlah negara. Sementara langit berbentuk kubah dengan ketinggian tertentu. Matahari hanya berjarak 5.000 kilometer di atas paras bumi datar. Matahari beredar dalam lintasannya yang mengelilingi proyeksi vertikal kutub utara menuju kubah langit. Demikian halnya bulan dan benda-benda langit lainnya. Baik bulan maupun matahari diklaim tidaklah berukuran besar. Bersama bintang dan benda-benda langit lainnya, matahari dan bulan diklaim sebagai serakan api di dalam kubah langit.
Penggambaran akan bentuk bumi yang datar dan dilingkupi (ditutupi) oleh kubah langit itu sekilas mengingatkan kita pada dongeng mitologis rakyat Jermania tentang raksasa Ymir. Ymir sang raksasa yang kemudian tewas dan tubuhnya membentuk daratan (datar). Sedangkan batok kepalanya menjadi kubah raksasa yang menutupi daratan. Sehingga daratan itu gelap sepenuhnya. Demikian halnya deskripsi matahari, bulan, bintang dan benda-benda langit sebagai serakan api untuk menghias dan menerangi kubah langit, yang sekali lagi mirip sekali dengan penggambaran mitologi yang sama. Dongeng rakyat Jermania itu menuturkan, agar daratan (Bumi) tidak kegelapan maka para dewa memungut api Muspelheim dan menyebarkannya ke dalam kubah batok kepala Ymir hingga menjadi percikan-percikan.

Berikut saya tampilkan peta bumi datar ;

Tulisan ini saya susun berdasarkan berbagai sumber, mengingat saya bukanlah ahli dalam bidang astronomi, jadi harus banyak mengambil referensi yang akurat dan kridibel.
Mengingat tulisan ini terkait ilmu pengetahuan, maka insya Allah saya akan tampilkan bantahan-bantahan terhadap gagasan ini berdasarkan ilmu pengetahuan pula. Insya Allah.

No comments :

Post a Comment

Silahkan Komentar