Awalnya terkejut, ketika saya ditanya seseorang pengutak-ngatik internet tentang bentuk bumi tempat kita tinggal. Pertanyaannya kurang lebih seperti ini ; "Menurut bapa bentuk bumi ini datar atau bulat ? Saya sontak menjawab tanpa ada beban, karena si penanya juga seorang terpelajar (guru). Saya jawab : bulat. Tanpa diduga si penanya langsung mengejar dengan pertanyaan susulan ; "apa bisa dibuktikan ?" Saya belaga pinter dengan mengemukakan teori pembuktian dengan mengatakan bahwa bentuk bumi yang sesungguhnya bisa dilihat melalui pemotretan satelit. Ketika si penanya menyusul dengan pertanyaan berikut, saya mulai sadar bahwa pertanyaan-pertanyaan itu serius. "Apa bapa bisa melihat satelit-satelit itu ?" susulnya dengan sangat serius. Saya terdiam. Bukan berarti saya tak mampu menjawab, tapi ini pertanyaan yang harus saya teliti dulu latar belakanggnya.
Ternyata si penanya yang setiap hari mengutak-atik internet itu telah sangat terpengaruh dengan propaganda tentang bumi datar yang dikenal dengan istilah konspirasi bumi datar (flat earth), gagasan
yang sejatinya telah demikian lama ditinggalkan peradaban manusia seiring
melimpahnya bukti-bukti ilmiah gagasan oposannya (yakni Bumi bulat) dalam
rentangan masa. Terlebih di masakini, tatkala penerbangan antariksa sudah
menjadi rutinitas khususnya bagi sejumlah bangsa dan ilmu pengetahuan telah
melangkah demikian jauh keluar dari bumi kita dan lingkungannya mengeksplorasi
semesta yang seakan tak bertepi. Kini kita tak lagi memahami bumi sebagai
raksasa di jagat raya yang kecil, namun hanyalah setitik debu di sudut alam
raya yang demikian luas.
Gagasan bumi datar sejatinya tak pernah
benar-benar hilang meski telah tersisih sepenuhnya dari dunia ilmu pengetahuan
semenjak berabad silam. Ia tetap hidup dan mendapat asupan nutrisi memadai
dalam sejumlah komunitas kecil yang ultra konservatif dan cenderung antisains.
Terutama pada sekte-sekte Kristiani tertentu yang tumbuh subur di daratan
Amerika Serikat. Gagasan itu hidup dalam lingkungan yang dipenuhi nada
konspirasi akan segala hal, termasuk perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam lingkungan
tersebut, segala perkembangan maju ilmu pengetahuan yang diraih umat manusia
pada zaman ini diklaim tak lebih dari pembohongan massif hasil konspirasi para
cendekiawan sejagat.
Si penanya yang relatif masih sangat muda itu mengatakan kepada saya bahwa ada belasan vidio tentang bumi datar yang dengan mudah bisa diunduh dari youtube. Saat itu pula saya minta ditransfer vidio-vidio tersebut ke HP saya, dan berhasil. Di rumah vidio-vidio itu saya pelajari satu persatu, mengingat penyajian pembuat vidio itu sangat canggih, berbeda dengan penjelasan-penjelasan melalui gambar yang saya peroleh ketika saya masih kuliah dulu tahun 70 an.
Di tahun 1893 Tarikh Umum (TU), seorang
konservatif bernama Orlando Ferguson menggambar peta Bumi Datar. Peta inilah
yang menjadi pijakan gagasan bumi datar pada saat ini. Bedanya, Orlando
Ferguson mengklaim bumi datar berbentuk kotak dengan cekungan bulat di
tengahnya. Sementara gagasan bumi datar masa kini secara diam-diam
menghilangkan bentuk kotak itu.

Revolusi teknologi informasi dengan
hadirnya internet di awal abad ke-21 membuat gagasan tersebut pun mulai
tersebar keluar dalam aneka rupa cerita dan multimedia. Ia pun mulai disambut
oleh kalangan di luar komunitas klasiknya, termasuk sejumlah pemeluk Islam.
Bagi sejumlah kalangan Muslim, gagasan Bumi datar dirasa cocok dengan terjemah
literal sejumlah ayat dalam al-Qur’an. Ia juga dianggap bersesuaian dengan
pendapat sejumlah penafsir (mufassirin) Qur’an era klasik. Lebih lanjut
lagi, gagasan Bumi datar dianggap bisa melengkapi gagasan aneh lainnya, yakni
Matahari mengelilingi Bumi, sekaligus memperkukuh sikap ‘anti hegemoni Barat’
yang selama ini digaungkan.
Gagasan Bumi datar zaman ini
mendeskripsikan bahwa Bumi adalah datar.seperti papan raksasa. Titik
pusat papan adalah kutub utara, sementara kutub selatan berupa tembok es yang
membatasi bidang Bumi. Tembok es ini diklaim dijaga sangat ketat oleh sejumlah
negara. Sementara langit berbentuk kubah dengan ketinggian tertentu. Matahari
hanya berjarak 5.000 kilometer di atas paras bumi datar. Matahari beredar dalam
lintasannya yang mengelilingi proyeksi vertikal kutub utara menuju kubah
langit. Demikian halnya bulan dan benda-benda langit lainnya. Baik bulan maupun matahari diklaim tidaklah berukuran besar. Bersama bintang dan benda-benda langit
lainnya, matahari dan bulan diklaim sebagai serakan api di dalam kubah langit.
Penggambaran akan bentuk bumi yang datar
dan dilingkupi (ditutupi) oleh kubah langit itu sekilas mengingatkan kita pada
dongeng mitologis rakyat Jermania tentang raksasa Ymir. Ymir sang
raksasa yang kemudian tewas dan tubuhnya membentuk daratan (datar). Sedangkan
batok kepalanya menjadi kubah raksasa yang menutupi daratan. Sehingga daratan
itu gelap sepenuhnya. Demikian halnya deskripsi matahari, bulan, bintang dan
benda-benda langit sebagai serakan api untuk menghias dan menerangi kubah
langit, yang sekali lagi mirip sekali dengan penggambaran mitologi yang sama.
Dongeng rakyat Jermania itu menuturkan, agar daratan (Bumi) tidak kegelapan
maka para dewa memungut api Muspelheim dan menyebarkannya ke
dalam kubah batok kepala Ymir hingga menjadi percikan-percikan.
Berikut saya tampilkan peta bumi datar ;
Tulisan ini saya susun berdasarkan berbagai sumber, mengingat saya bukanlah ahli dalam bidang astronomi, jadi harus banyak mengambil referensi yang akurat dan kridibel.
Mengingat tulisan ini terkait ilmu pengetahuan, maka insya Allah saya akan tampilkan bantahan-bantahan terhadap gagasan ini berdasarkan ilmu pengetahuan pula. Insya Allah.